Β Β
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
‘Bund, kapan lagi kita ke dokter gigi?’
‘Bund, baik yah dokternya, senang rubynya’
‘Bund, giginya ruby makin nyaman bund, tidak sakit-sakit lagi’
‘Bund, kan ada 2 lagi mau ditambal kapan lagi bund?’
Pernyataan diatas adalah sepenggal kata-kata ruby yang dia utarakan dengan mata berbinar-binar, teringat moment saya dulu ketika kecil, memikirkan ke dokter gigi aja ogah gimana mengucapkan apresiasi positif pengen balik ke dokter gigi gak pernah sama sekali hahaha
Teringat juga ketika setahun lalu sebelum wabah corona saya mengajak ruby karena giginya udah berlubang dan dia punya keluhan segera saya membawanya ke dokter fanny juga tapi kala itu masih praktek di Klinik Kencana Medika, waktu itu saya sudah menggunakan teknik Briefing dan Role Playing, saya mengumpulkan bahan dari berbagai buku cerita tentang menyenangkannya ke dokter gigi, satu alasan saya gak mau anak-anak saya seperti saya mengalami pengalaman yang tidak mengenakkan ke dokter gigi, akses diskusi saya buka seluas-luasnya, saat dia nyaman dan memilih dengan bahagia untuk bersedia ke dokter gigi, saat itu saya apresiasi dengan mengantarkannya ke dokter fanny kala itu yang sudah kami janjian.
Dan apa yang terjadi??
Ruby mau naik ke kursi astronot yang kami sebut istilah demikian, tapi gak sama sekali membuka mulutnya hahaha, dibujuk rayu dikasih hadiah pulpen cantik berwarna pink yang masih ruby menggunakan sampai sekarangpun gak mau ruby membuka mulutnya. Hampir emosi saya tertular dengan kondisi ruby yang dingin kala itu, tapi kata dok fanny gak usah dipaksa nanti jadinya trauma. Bener juga, point itu yang buat saya ‘yah udah saya mundur, mendidik itu tidak mendadak’ goal saya kali itu memang bukan ‘ruby membuka mulut dan selese dikerjakan giginya’ tapi goal saya kali itu ‘ruby senang datang ke dokter gigi, pengenalan sama dokter fanny, dan naik ke kursi astronot’ star syukur saya kali itu, alhamdulillah ruby udah mau datang ke klinik, menunggu diruang tunggu, dan naik ke kursi.
Pulang dari sana saya mereview apa yang menyebabkan ruby gak mau membuka mulutnya, saya menanyakan ke bersangkutan dan ternyata jawabannya ‘takut dengan alat-alatnya dokter yang tajam-tajam’ wahhhhh, benar juga dalam briefing saya sama ruby gak ada saya jelaskan peralatan yang dipakai dan tindakan apa yang mungkin akan dikerjakan sama dokter fanny atas gigi ruby. Dia merasa kena ‘prank’ karena saya memang briefing ke dia hanya membahas situasi (denah) dari ruang praktek dokter fanny (ini saya jelaskan dengan gambar termasuk rute kita pas mulai masuk pintu klinik dan berakhir dengan posisi kursi astronot itu) saya sama sekali tidak menjelaskan alat-alat yang digunakan dokter fanny dan macam tindakannya.
Berawal dari kasus kemarin, saya merubah detail briefing, saya mencari ilmu via googling apa yang dokter gigi lakukan dengan kasus anak yang giginya berlubang, alat-alat yang digunakan sampai mungkin keadaan terburuk (ku jelaskan juga proses dulu bubun ditambal giginya).
Respon pertama gimana ruby? Langsung mau kah ke dokter gigi?
hahahah Tidak segampang itu Esmeralda..
Pastinya langsung menolak, bahkan menarik diri dan memberikan ekspresi yang menakutkan doung… hihihi
Tapi kuncinya saya gak boleh menularkan emosi yang sama tentunya, aku khawatir kalau ruby malah gak mau diajak briefing.. tetap tersenyum karena goal saya saat itu masih belum tercapai.
Tambahan dibriefing aku memasukkan value betapa pentingnya kita merawat gigi sejak dini, betapa sehatnya seseorang terlihat dari sehatnya giginya.
Tapi sayangnya ketika ada terucap kata dari ruby ‘Bund ruby mau lagi deh ke dokter gigi, biar giginya ruby gak hitam karena lubang’ Iyeeesssss, akhirnyaa Yaa Allah ini yang kutunggu, tapi sayangnya saat itu wabah covid sudah muncul dan Dok Fanny lagi status gak buka praktek (WFH), sedih sebenarnya saat itu, rubypun juga berkali-kali mengutarakan ‘kapan bund, gigi saya bisa sehat?’ Tapi jadinya saya #autosyukur aku banyak waktu untuk mempersiapkan mental ruby untuk ke dokter gigi.
Ruby Pertama kali mengunjungi W Dental Family
Ketika pertama kali ruby mengunjungi dokter fanny di praktekan pribadinya W Dental Family, ini hanya sekedar menemani abang zaf yang mencabut gigi susunya, saat itu memang tujuan saya bukan lagi ke abang, karena abang menurut saya udah selesai dengan emosi dia ke dokter gigi, saya udah gak briefing abang lagi cuman mengingatkan ‘abang mau kita briefing dan role playing lagi gak?’ seketika langsung abang jawab ‘gak usah bund, abang masih ingat’
Tujuan saya mengenalkan kondisi praktekan pribadinya dokter fanny, melalui membuka cerita (dengan suara + mimik yang memang agak lebay hahah) : Tentang ruang tunggunya yang besar dan bersih, tentang dinginnya ruangan praktek, tentang baiknya dan ramahnya dokter fanny, dan yang terpenting tentang abangnya yang dia lihat sangat menikmati giginya dikerjakan dengan dokter fanny. Intinya setiap tindakan saya libatkan ruby ketika kita menemani abang.
Briefing dan Role Playing Ruby saat ke Dokter Gigi
Briefing dikeluarga kami itu sangat penting, bukan cuman buat anak-anak tapi buat kami juga orangtuanya, tujuannya salah satu memberikan sebanyak-banyaknya informasi dan kesepakatan agar kelak pas dilokasi kegiatan gak ada tantrum yang membuat emosi negatif tertular dimana-mana, berakhir kegiatan yang gak kondusif menciptakan tujuan yang pastinya gagal.
Ketika saya dengan kesepakatan ruby untuk membuat janji dengan dokter fanny, kami punya waktu 3 hari untuk BRP, Mengulangi lebih tepatnya merefresh semua yang sudah kami briefingkan diawal-awal dulu, dan mengeluarkan kesepakatan setelah dari dokter fanny bisa beli ice cream hahaha.
Setelah briefing kami role playing atau simulasi seperti bermain peran, ruby bertindak sebagai ruby, saya bertindak sebagai bubun dan dokter fannynya, abang bertindak sebagai abang juga hehe
Karena kita janjian sore sama dok fannynya, otomatis saya bikin simulasi memang dari jadwal makan siang, jadwal tidur, jam bangun sore, dan tindakan apa yang dilakukan setelah bangun (4 tindakan itu memang udah paten, hanya untuk case ini supaya seru kami bikin juga simulasinya) dan setiap hari kami lakukan bermain peran ini.
Ruang makan saya jadikan seperti ruang praktek, dan kamipun main peran atau pura-pura hahaha
Mulai dari makan, bangun tidur, sampai kita berjalan ke praktekan dokter fanny, menunggu di ruang tunggu, naik ke kursi astronot, abang yang memilih duluan yang dikerjakan setelah itu baru ruby, membuka mulut, ada banyak2 alat yang ruby sudah tau fungsi dan namanya, berkumur, membuka mulut lagi, turun dari kursi astronot, duduk didepan meja kerja dokter fanny, sampai menuju supermarket membeli ice cream dan balik kerumah. semua itu kami simulasikan.
Dan alhamdulillah, semuanya tercapai Esperansaaaaa π
Tugas saya kali itu hanya memberikan pujian efektif buat ruby karena bukan hanya ada 4 lubang lagi mau dibenahi tapi untuk selanjutnya. dan memang dia ketagihan sampai hanya jeda beberapa hari kita ke dok fanny lagi dan langsung mengerjakan 2 gigi sekaligus.
W Dental Family, We Care For Your Smile
Salah satu faktor yang mungkin memberikan rasa aman dan nyaman bagi ruby sampai ruby juga ketagihan untuk memeriksakan giginya adalah fasilitas dan pelayanan dari W Dental Family, postingan kemarin tentang W Family Dental sudah saya jelaskan kenapa kami memilih untuk menyerahkan urusan gigi anak-anak sama W Dental Family. Dari pelayanan bukan hanya dokter fanny loh yang bertindak sebagai dokter gigi yang melayani kita ada 2 dokter gigi sekaligus yaitu dokter gigi Stella, jadi bukan perawat yang mendampingi dokter fanny, yang memang asal kata W dari W Dental family adalah Wijaya dari nama keluarga mereka, yang memang dokter fanny dan dokter stella saudaraan. Khusus masih masa pandemi ini memang gak memakai orang lain dulu yang bantuin mungkin salah satunya menghindari adanya tambahan orang yang keluar masuk di W Dental Family.
Masyaa Allah, Tabarakallah, semoga kesehatan gigi anak-anak bisa tetap terjaga, karena didukung dari mereka yang senang menjaga giginya, senang merawat giginya ke dokter gigi, ini menjadi pelajaran bagi kami dan anak-anak untuk mengenalkan dan menginstal value tentang rasa syukur kepada Allah sudah diberikan gigi yang yang fungsinya sangat luar biasa.
Terima kasih juga untuk Dokter Fanny, Dokter Stella, dan keluarga besar W Dental Family, semoga makin sukses dan jaya selalu, Amiin Yaa Rabb..
1 Comment. Leave new
Anaknya umur berapa, mbak? Anakku kemarin kuajak ke dokter gigi nggak takut sih tapi pas giginya mau ditambal dia takut dan susah banget buka mulutnya akhirnya cuma ditambal sementara deh